Minggu, 18 September 2011

IRIGASI DI KERASAAN SIMALUNGUN DIBANGUN

Pemerintah Bangun Saluran Irigasi Kerasaan di Simalungun

Jansen
Wakil Bupati Simalungun lakukan peletakan batu pertama pembangunan saluran irigasi gendong
SIMALUNGUN (EKSPOSnews) : Pemerintah pusat melalui Badan Wilayah Sungai Sumut (BWSS) II melaksanakan pembanguan saluran irigasi Gendong sepanjang 3,2 km di Daerah Irigasi (DI) Kerasaan, Kecamatan Pamatang Bandar, Kabupaten Simalungun.

Sebagai awal pembangunan, dilaksanakan peletakan batu pertama oleh Bupati Simalungun diwakili Wakil Bupati Simalungun, Nuriaty Damanik SH, Ketua DPRD Simalungun diwakili anggota dewan, Makmur Damanik, Kepala BWSS II, Yudha Mediawan dan mewakili Kajari Simalungun Mardi Barus, Kamis, 15 September 2011.

Pelaksanaan pembangunan bertujuan mengembalikan fungsi dan tingkat pelayanan jaringan irigasi Daerah Irigasi Kerasaan yang dibangun pada tahun 1989 lalu. Saluran irigasi ini banyak difungsikan untuk lahan pertani ikan dibagian hulu (Kecamatan Gunung Malela) seluas 80 hektar. Akibatnya berkurang debit air ke bagian hilir untuk persawahan di Kecamatan Pamatang Bandar seluas 3.850 hektar.

Bupati dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Nuriaty Damanik mengatakan, pembangunan saluran gendong ini telah sesuai dengan kesepakatan  masyarakat pengguna air dan Pemkab Simalungun. Dia juga menghimbau masyarakat mendukung program pembangunan ini demi mempertahankan swasembada pangan, dan petani budaya ikan.

Menurutnya, pembangunan ini berdasarkan kajian dan analisa tekhnisi tingkat Kementerian PU . Dimana pilihan yang dinilai masih layak dengan pembagian debit air untuk areal persawahan seluas 3.850 hektar setidaknya dibutuhkan debit air sebesar 6,75 m3/detik. Sedangkan
untuk luas lahan kolam ikan 80 hektar membutuhkan air mencapai 2,29 m3/detik.

Dikatakan, dengan program ini dapat memfungsikan salurah irigasi DI Kerasaan. Sehingga dapat mengairi luas areal persawahan yang ada di hilir seluar 3.850 hektar.

Karena selama ini debit air yang sampai ke lahan persawahan sekitar 2,555 m3/detik (hanya mampu mengairi lahan persawahan seluar 1.419 hektar). Dan debit air sekitar 5,685 m3/detik digunakan untuk petani ikan yang ada di hulu yang hanya memiliki seluas lahan sekitar  80 hektar. Sehingga lahan persawahan sekitar 2.431hektar beralih fungsi karena tidak mendapat air.

Kepala BWSS, Yudha Mediawan, menjelaskan saluran irigasi DI Kerasaan ini dibangun untuk melayani areal sekitar 5.000 hektar, seperti areal persawahan dan perikanan. Namun justru banyak terdapat kolam-kolan ikan di sepanjang bantaran saluran irigasi.

Yudha mengatakan, sesuai dengan kontrak kerja, pembangunan saluran gendong berbiaya sebesar Rp 7,5 miliar. Setelah pembangunan ini selesai dan pembagian air dapat dilaksanakan dengan baik maka di bagian hilir yang dapat dilayani sekitar 3.000 hektar.

"Tahun 2012 juga akan dilakukan rehabilitasi total terhadap pintu-pintu air untuk pembuangan sedimen dan yang masuk ke lahan pertanian. Karena saat ini banyak yang tidak dapat difungsikan lagi, sehingga air tidak dapat terbagi secara merata sesuai kebutuhan," sebutnya. (js)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar