Deli Serdang , Simalungun dan Langkat Gudang Anak Buta Huruf |
|
|
|
Sebanyak
213.138 anak di Sumut mengalami buta huruf. Jumlah tersebut tersebar di
33 kabupaten kota dengan jumlah terbanyak ditemukan di Kabupaten Deli
Serdang, 24.591 anak. Disusul, Kabupaten Asahan mencapai 24.558
anak,Nias Selatan 23.740 anak, Simalungun 21.807 anak, Kabupaten
Langkat 20.694 anak. Hal tersebut dikatakan Kepala Bidang Pendidikan
non Formal, Informal dan PAUD Dinas Pendi-dikan Sumut, Bambang
Siswanto SE didampingi staf Nazaruddin Pohan, di ruang kerjanya Jalan
Cik Ditiro, Kamis (8/9).
Disebutkan Bambang, angka buta huruf
ini berdasarkan data tahun 2010. Sementara untuk tahun 2011 ini, masih
dalam tahapan proses pendataan. Dirincikannya, dari 213.138 anak yang
buta huruf tersebut berusia antara 15 tahun hingga 24 tahun. Dari jumlah
ini, sebanyak 121.700 yang buta huruf tersebut, merupakan anak
perempuan. Sisanya, 91.438 anak laki-laki yang mengalami putus sekolah.
Dijelaskan Nazaruddin, anak-anak yang buta huruf ini, mayoritas
terdapat d ikawasan perkebunan dan juga tepi pantai. Sementara
penyebabnya, anak-anak buta huruf ini, dikarenakan mereka putus
sekolah sebelum kelas empat sekolah dasar. "Penyebabnya putus sekolah
dan tidak mau sekolah," jelasnya.
Di samping itu, juga
karena faktor ekonomi keluarga. "Sedangkan pengaruh lingku-ngan, yang
menyebabkan anak putus sekolah sangat rendah," katanya. Dalam upaya
membe-rantas angka buta huruf ini, disebutkannya, salah satu kendala
terberatnya disebabkan enggannya sasaran untuk mengakui atau malu jika
dia buta huruf.
Selain itu, kendala lainnya, disebabkan
sasaran yang berpindah-pindah karena faktor kemiskinan. Di samping
adanya harapan masyarakat yang buta aksara ini, untuk mendapatkan
kontribusi jika mengikuti program pemberantasan buta aksara ini.
Disebutkan
Bambang, langkah-langkah yang dilakukan pi-haknya untuk memberantas
kemiskinan ini sudah terbilang maksimal. Melalui program keaksaraan yang
diperuntukkan bagi anak-anak yang buta huruf murni. "Polanya dan upaya yang kita lakukan sudah cukup maksimal.
Tapi respon dari masyarakatnya yang rendah masih," katanya, hal ini
juga didukung dengan program pendidikan anak usia dini (PAUD) di 2010
yang mencapai 1.569.483 anak di Sumut.
Sementara pemerintah
pada akhir Oktober atau diawal November mendatang akan melaksanakan
peringatan hari aksara yang jatuh pada 8 September ini, di Kabupaten
Batubara.
Secara terpisah, pengamat pendidikan menilai, Prof
Syawal Gultom menilai sejauh ini Dinas Pendidikan Sumut belum maksimal
dalam upaya menuntaskan buta huruf ini."Masih belum maksimal. Kurang
strategi. Demikian juga pemberdayaan potensi yang ada," kata mantan
Rektor Universitas Negeri Medan ini. Sementara persoalan dana dan
geografis merupakan tantangan yang harus dihadapi.
Menurutnya,
bagaimana melakukan pendidikan kecuali memperoleh keterampilan. Dengan
menghasilkan produk dan jasa, hanya bisa dilakukan dengan bisa membaca
dan menulis.
"Jika tidak, tidak mungkin mungkin bisa
menghasilkan. Memang harus dilakukan strategi yang simultan," tandasnya
seraya menegaskan, bangsa yang melek huruf akan lebih produktif. Dan
angka buta huruf ini sangat memungkinkan untuk dituntaskan jika terus
didorong, dengan menggunakan strategi serta memberdayakan pihak-pihak
lainnya.
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar