Rabu, 14 September 2011

Tujuh Tahun Jalan Tak Diperbaiki, Rakyat Demo di Boluk Simalungun



Cetak E-mail
Rabu, 14 September 2011
Ratusan warga yang tergabung dalam Kesatuan Masyarakat Boluk memblokir jalan umum Bosar Maligas, Simalungun, Selasa (13/9). Massa yang didominasi perempuan itu menuntut pemerintah dan perusahaan perkebunan memperbaiki jalan menuju Bosar Baligas.
FOTO:TONGGO SIBARANI
DEMO: Ratusan massa memblokir jalan Bosar Maligas, Selasa (13/9). Massa meminta jalan diperbaiki. Aksi ini akan tetap berlanjut kalau tuntutan mereka tidak terealisasi.
Selama sekira tiga jam berunjuk rasa dan memblokir jalan, massa juga membakar ban bekas di tengah badan jalan. Massa membubarkan diri setelah poin-poin tuntutan mereka diterima Kakan Kesbang Pol Linmas Pemkab Simalungun, H Djadiaman Purba.
Disebutkan massa, selama tujuh tahun terahir jalan di daerah mereka rusak. Akibatnya, masyarakat yang merasakan pahitnya melintasi jalan sepanjang 14 kilometer itu. Jika musim hujan, jalan berlumpur. Sedangkan di musim kemarau, debu beterbangan.
Ida (45) seorang warga yang bertempat tinggal di pinggir jalan Bosar Maligas mengatakan, sudah tujuh tahun jalan tersebut rusak. Mobil yang melintas, kerap seperti akan terbalik.
“Setiap truk lewat, kami jantungan. Kami takut mobilnya terbalik. Apalagi kalau musim hujan, jalan berlumpur mirip kubangan kerbau. Kalau musim panas, jalan berdebu, menganggu kesehatan masyarakat,” tukasnya. Lebih lanjut Ida mengatakan, jika pemerintah tidak ada niat memperbaiki jalan, masyarakat akan memblokir jalan hingga pemerintah merealisasikan tuntutan mereka. Atau masyarakat akan menyebar bibit ikan lele di jalan tersebut.
“Selain pemerintah bertanggungjawab memperbaiki jalan, perusahaan perkebunan yang paling utama memberikan tanggungjawabnya memperbaiki jalan ini,” kesalnya.
Koordinator aksi, Sugiman dalam orasinya meminta Bupati dan DPRD Simalungun turun ke Bosar Maligas untuk melihat langsung kondisi jalan yang rusak parah. Karena jalan rusak, warga sekitar kerap terserang sesak nafas dan batuk.
Menurutnya, yang paling bertanggungjawab memperbaiki jalan adalah perusahaan yang membuat jalan tersebut rusak. Misalnya, PTPN IV Mayang, Perkebunan Bukit V, dan PT Harkat Sejahtera. Kendaraan perusahaan tersebut, katanya, setiap hari melintas di jalan itu, termasuk yang bermuatan CPO melebihi tonase.
“Kekuatan jalan hanya untuk mobil bermuatan delapan sampai sepuluh ton. Sedangkan mobil perusahaan itu bermuatan 20 sampai 40 ton. Mereka yang paling utama membuat jalan ini rusak. Artinya mereka juga yang harus bertanggungjawab. Pemerintah harus tegas menyikapi kejadian ini,” terangnya.
Masih kata Sugiman, akibat kerusakan jalan, banyak pengendara mengalami kecelakaan, khususnya kendaraan roda dua. Sedangkan mobil sering terbalik.
“Tidak ada lagi jalan yang bisa dipilih. Dari kiri rusak, dari kanan rusak, apalagi dari tengah, makin rusak. Sampai kapan kami merasakan pahitnya melintas di jalan kubangan kerbau ini?” keluhnya.
Masih kata Sugiman, dalam orasinya masyarakat meminta dalam pembahasan PAPBD Simalungun 2011, supaya perbaikan jalan Bosar Maligas dianggarkan. “Kalau tuntutan perbaikan jalan tidak terealisasi, masyarakat Bosar Maligas akan buat gerakan di luar dugaan Pemkab Simalungun!” tegasnya.
Terpisah, Kakan Kesbang Pol Linmas Pemkab Simalungun, H Djadiaman Purba, berjanji menyampaikan tuntutan masyarakat Bosar Maligas kepada Bupati Simalungun. Ia mengaku telah merasakan pahitnya melintasi jalan di Bosar Maligas.
“Saya baru setengah jam sampai ke tempat demo ini, badan saya rasanya seperti patah-patah. Saya akan sampaikan tuntutan masyarakat kepada Bupati Simalungun. Kamis depan kita agendakan perwakilan masyarakat bertemu langsung dengan Bupati Simalungun JR Saragih dan Ketua DPRD Binton Tindaon,” terangnya.
Camat Bosar Maligas M Andreas Simamora di lokasi demo menambahkan, perbaikan jalan Bosar Maligas telah diajukan ke pemerintah pusat. Sekarang ini masih dalam tahap menunggu P-APBD Sumut disahkan.
“Sepanjang 14 kilometer jalan Bosar Maligas sudah masuk dalam pengajuan perbaikan oleh pemerintah pusat. Bahkan direncanakan dibangun dan dilebarkan menjadi 20 meter, karena ada perusahaan baru. Kalau Pemkab Simalungun diharapkan memperbaiki jalan rusak ini, kurang etis. Sebab klasifikasi pembangunan Pemkab adalah kelas 3C. Sedangkan klasifikasi yang dibutuhkan lebih dari situ. Sebaiknya jalan ini mengalami peningkatan dari jalan Pemkab menjadi jalan umum milik provinsi. Sehingga mobil truk bermuatan 40 ton bisa melintas,” terangnya.
Kemarin, puluhan polisi dari Polres Simalungun dikerahkan melakukan pengamanan, dipimpin langsung Kapolres AKBP M Agus Fajar. Sebelum kedatangan aparat keamanan, sempat terjadi aksi saling dorong antara massa dengan pengendara. Kedatangan Kapolres langsung membuat situasi kondusif. Dan setengah badan jalan dibuka dari yang sebelumnya ditutup total. Meskipun hanya dibuka setengah badan jalan, namun mobil milik perusahaan tidak diizinkan melintas. Sementara warga membakar sejumlah ban bekas di tiga titik jalan yang dianggap paling rusak parah.
Ancam Blokir Total
Kamis besok (15/9) diagendakan DPRD dan Bupati Simalungun turun mengecek langsung kondisi jalan Bosar Maligas. Yang menggunakan jalan tersebut antara lain PTPN Kebun Mayang, Nagori Boluk, Nagori Mayang, Nagori Tempal Jaya, Nagori Sidumulio, PTPN Kebun Bukit V, Nagori Marihat Tanjung, Nagori Parbutaran, Nagori Marihat Butar, dan Nagori Sei Torop. Selain itu, terdapat beberapa kantor di wilayah tersebut, seperti Polsek Bosar Maligas, kantor Koramil 07, kantor KCD Pendidikan, Puskesmas, KUA dan MUI, PT Pos Indonesia, BRI, SMA Negeri 1, SMP Negeri 1, PT Murida Perkasa Maligas, dan PT Flora Perkasa Lestari, juga kantor-kantor pangulu.
Jika eksekutif dan legislatif ingkar janji, masyarakat mengancam memblokir total jalan Bosar Maligas. Bahkan kendaraan roda dua tidak diizinkan melintas. Sekretaris Kesatuan Masyarakat Boluk, Sugi mengatakan, warga sudah lama merasakan penderitaan akibat jalan rusak parah. Mereka mengaku sudah lelah dan bosan menantikan perbaikan jalan.
“Kami akan sediakan tenda untuk pertemuan nanti. Tapi kalau mereka tidak datang, kami akan blokir jalan. Tak satupun kendaraan yang bisa melintas!” tegasnya. (pos metro siantar/osi/awa)
 

2 komentar:

  1. Lucu juga, kalau PTPN dan Perusahaan di sekitar sana, tidak mau memperbaiki jalan. Apa mereka cuma mengisap keuntungan dari bumi Bosar maligas, Simalungun, tapi tidak mau memperbaiki jalan ?
    Mungkin Pemda membuat pilihan :
    1, perusahaan tersebut memperbaiki jalan, sebagai imbalan kepada daerah.
    2. perusahaan tersebut diambil alih oleh pemda kab simalungun.
    itambahi hasoman.

    BalasHapus
  2. wah parah pemkab simalungun,jalan bosar maligas kalau musim hujan jadi kubangan kerbau,tolong bapak-bapak lihat saudara kita disana

    BalasHapus